Kandungan Antioksidan dan Kadar Air pada Teh Mangga Quini ( Mangifera indica)
Abstract
Teh adalah merupakan salah satu minuman yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Kandungan teh menjadi salah satu alasan mengapa minuman ini menjadi populer. Saat ini bahan baku teh telah mengalami perkembangan. Banyak tanaman hijau yang dapat diolah menjadi produk minuman teh. Tanaman hijau yang kaya akan antioksidan seperti tanin dan flavonoid. Adapun salah satu tanaman hijau yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi olahan teh adalah daun mangga Quini. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kandungan antioksidan dan kadar air teh daun mangga berdasarkan teknik dan lama pengeringan. Teknik pengeringan (A) yang digunakan adalah sinar matahari (A1); dioven (A2); disangrai (A3). Lama pengeringan (B) yang digunakan, yakni: 60 menit (B1); 90 menit (B2); 120 menit (B3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh daun mangga mengalami perubahan intensitas warna. Dari uji yang dilakukan membuktikan bahwa produk teh tersebut mengandung antioksidan fenolik dan flavonoid. Adapun kandungan kadar air pada perlakuan yang terbaik ditemukan pada produk teh dengan metode pengeringan sangrai dengan lama pengeringan 2 jam, yaitu sebesar 4,06% dan kadar antioksidan tertinggi juga terdapat pada metode pengeringan matahari dengan lama pengeringan 1 jam yakni sebesar 27,23 % .
Tea is one of drinks often consumed by people in Indonesia. The content of tea become one of the reasons why this drink is popular. Nowadays, the raw materials of tea have developed. Many green plants can be processed into tea products, where have advantages in terms of their chemical content, that are very useful for health. Green plants are full of antioxidants like tannins and flavonoids. As for one of the green plants can be used to be processed for tea is the Quini mango leaf. The purpose of this research is to describe antioxidant and water level content of mango leaf tea based on technique and time of drying. The drying techniques (A) used are sunlight (A1); baked in the oven (A2); roasted(A3). The time of drying (B), used are 60 minutes (B1); 90 minutes (B2); 120 minutes (B3). The result of research shows that mango leaf tea has changed in color intensity. The tests done prov that the tea product contains anti-oxidants of phenolic and flavonoids. As for the level water content of the best experiment, found in a tea product using the roasted drying method with drying for 2 hours, is of 4,06%. The highest antioxidant level also found in the sun drying method with 1 hour drying time, is of 27,23%.
References
AOAC. 2000. Official method of analytical chemists (17th ed.). Arlington: The Association of Official Analytical Chemists Inc
Anantaboga, J. 2012. Tangkal Seabrek Penyakit dengan Teh Hijau. Jogjakarta : Diva Press.
Dimas, T. P. 2008. Teh dan Pengolahannya. Universitas Brawijaya Press. Malang.
Fina. M, dkk, (2010). Potensi Daun Katuk Sebagai Sumber Zat Pewarna Alami dan Stabilitasnya Selama Pengeringan Bubuk Dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin. Jurnal, Jurusan Teknologi Industri Pangan, Universitas Padjajaran.
Indah, D. 2013. Keajaiban Daun. Surabaya : Tribun Media.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi (Penerjemah Kosasih Padmawinata), penerbit ITB: Bandung. SNI 03-3836-2012.
Sudjadi dan Rohman, A. 2004. Analisa Obat dan Makanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sari, M.A. 2015. Aktivitas Antioksidan Teh Daun Alpukat (Persea amricana Mill) dengan Variasi Teknik dan Lama Pengeringan. Surakarta: FKIP UMS.
Sari, N. 2014. Perbandingan Aktivitas Antioksidan Kombucha Teh Hijau (Camelias sinennsis) dengan Teh Daun Mangga (Mangifera indica) Dipengaruhi Lama Fermentasi. Surakarta: FKIP UMS.
Winarno, F.G. 2002. Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia pustaka Utama
Yamin , M., Dewi F.A dan Faizah F.H. 2017.Lama Pengeringan Tehadap Aktivitas Antioksidan dan Mutu herbal dan Ketepeng China (Cassia alata L.). JOM Faperta Volume 4 no.2 Tahun 2017.