NUTRIFIKASI DAUN KELOR (Moringa oleifera) DENGAN VARIETAS UMUR DAUN BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU NORI RUMPUT LAUT (Gracilaria spp)

  • Satria Wati Pade Politeknik Gorontalo
  • Nur Fitriyanti Bulotio

Abstract

Indonesia adalah Negara yang memiliki iklim tropis. Berbagai tanaman mudah tumbuh subur di Indonesia khususnya di Sulawesi salah satu contoh adalah tanaman kelor. Daun kelor memiliki kandungan antikosidan yang tinggi dan kandungan vitamin A dan vitamin C. Di Gorontalo, daun kelor biasanya hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Masyarakat tidak begitu menyukai daun kelor bila diolah menjadi sayuran. Oleh karena itu perlu dilakukan paya diversifikasi produk pangan untuk meningkatkan nilai tambah daun kelor, memperpanjang daya simpan produk daun kelor dan untuk menarik peminat dari berbagai kalangan usia, antara lain diolah menjadi nori. Nori biasanya terbuat dari rumput laut. Gorontalo Utara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Gorontalo yang potensial untuk pengembangan rumput laut. Rumput laut mengandung serat kasar yang tidak begitu banyak yaitu sebesar 4,15% jika dibandingkan dengan serat kasar daun kelor sebesar 7,92%, sehingga diharapkan dengan kombinasi antara rumput laut dan daun kelor dengan variasi umur daun yang berbeda dalam pembuatan nori rumput laut bisa menjadi salah satu olahan jenis pangan fungsional sebagai sumber vitamin C dan serat kasar. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri atas tiga perlakuan variasi umur daun kelor, yaitu perlakuan P1= Daun kelor tua 100% , P2= Daun kelor muda 100%, P3= Daun kelor tua 50% : Daun kelor muda 50%%, masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Variabel yang diamati yaitu meliputi: kadar air, vitamin C dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan kadar air nori  berkisar antara 11,5% – 12,3%, Vitamin C 2,6 s/d 3,1 mg/100g dan kadar serat kasar 4,6% s/d 5,1 %.

Published
2019-11-30